Situ dan Bendungan

1. Waduk Cirata

Waduk Cirata terbentuk dari adanya genangan air seluas 62km2 akibat pembangunan waduk yang membendung Sungai Citarum. Genangan waduk tersebut tersebar di 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan Kabupaten Bandung. Genangan air terluas terdapat di Kabupaten Cianjur, yang kemudian dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata rekreasi berbasis air. Saat ini objek wisata tirta yang paling berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan lokal di kawasan Waduk Cirata adalah Jangari dan Calingcing di Kabupaten Cianjur. Padahal selain kedua tempat tersebut, masih banyak daya tarik potensial lainnya yang belum dikembangkan, seperti bendungan dan teknologinya, wisata agro, dan ekowisata hutan. Lokasi yang strategis maupun daya tarik yang cukup beragam tadi nampaknya belum cukup untuk menjadikan objek wisata ini dikunjungi wisatawan non lokal, terlebih mancanegara.

Waduk Cirata terbentuk dari adanya genangan air seluas 62km2 akibat pembangunan waduk yang membendung Sungai Citarum. Genangan waduk tersebut tersebar di 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan Kabupaten Bandung. Genangan air terluas terdapat di Kabupaten Cianjur, yang kemudian dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata rekreasi berbasis air. Saat ini objek wisata tirta yang paling berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan lokal di kawasan Waduk Cirata adalah Jangari dan Calingcing di Kabupaten Cianjur. Padahal selain kedua tempat tersebut, masih banyak daya tarik potensial lainnya yang belum dikembangkan, seperti bendungan dan teknologinya, wisata agro, dan ekowisata hutan. Lokasi yang strategis maupun daya tarik yang cukup beragam tadi nampaknya belum cukup untuk menjadikan objek wisata ini dikunjungi wisatawan non lokal, terlebih mancanegara.

Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata

Kawasan Waduk Cirata dengan luas 43.777,6 ha terdiri dari 37.577,6 ha wilayah daratan dan 6.200 ha wilayah perairan. Fungsi utama waduk sebagai pembangkit tenaga listrik, ternyata menimbulkan berbagai kegiatan ikutan yang berkembang di kawasan Cirata, termasuk pariwisata. Dengan memanfaatkan kondisi alam dan lingkungan air yang terbentuk di kawasan ini, potensi daya tarik wisata tersebut berkembang dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke beberapa lokasi di kawasan Waduk Cirata.

Objek wisata Jangari yang terletak di Desa Bobojong, Kecamatan Mande yang berjarak + 17 km dari pusat kota Cianjur, memiliki luas sekitar 15 ha. Sedangkan Calingcing berlokasi di Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, sekitar 20 km dari kota Cianjur, dengan luas sekitar 5 ha. Kedua lokasi tersebut sangat strategis karena berada pada titik pertemuan dua lintasan pintu masuk menuju wilayah pengembangan pariwisata Cirata yaitu dari arah Cianjur (Jakarta dan Bogor) serta Ciranjang (dari Bandung) yang memiliki potensi pasar wisatawan yang sangat besar. Untuk menuju ke Jangari terdapat rute angkutan umum dari pusat kota Cianjur. Aksesibilitas ke Calingcing tidak sebaik Jangari. Lokasi Calingcing lebih jauh dari pusat kota Cianjur dan belum ada angkutan umum menuju lokasi tersebut.

Di lokasi Jangari dan Calingcing wisatawan dapat menikmati rekreasi alam terbuka, dengan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan seperti melihat-lihat pemandangan genangan air waduk, berperahu, memancing atau hanya sekedar berjalan-jalan dan duduk

2. Situ Ciburuy

Situ Ciburuy terletak di jalan raya Bandung-Jakarta, tepatnya di desa Ciburuy kecamatan Padalarang. Situ Ciburuy memiliki luas kurang lebih 25 ha dengan pulau yang rindang di tengahnya. Untuk mencapai pulau tersebut, pengunjung dapat menyewa perahu yang berwarna-warni dengan harga Rp. 15.000,- . Situ Ciburuy baru saja selesai ditata lebih rapi, antara lain dengan memperbaiki jalan masuk ke tepi danau, dan melengkapi dengan kedai-kedai makanan dan minuman, buah-buahan, cenderamata, pentas kesenian, rumah makan dan fasilitas untuk berperahu.

Fasilitas yang tersedia adalah :
Kios Makanan & Cinderamata, Toilet, Perahu.

Aksesibilitas :
Terletak di sisi jalan raya Bandung-Jakarta, sekitar 22 km dari kota Bandung.

3. Waduk Saguling

Waduk Saguling adalah waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.[1] Waduk ini merupakan salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata.

Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW. Badan yang bertanggungjawab dalam pembangunannya adalah Proyek Induk Pembangkit Hidro (PIKITDRO) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Depatemen Pertambangan dan Energi (sekarang menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan di daerah itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran “disaring” untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur.[2]

Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Daerah perikanan dari waduk berhadapan dengan tekanan kuat dari populasi penduduk. Hal tersebut terjadi karena 50% dari populasi terdiri dari petani dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Peningkatan populasi petani tersebut mengakibatkan berkurangnya lahan yang dapat diolah sehingga memaksa mereka mengembangkan lahan pertanian mereka dengan melakukan pembabatan hutan. Sebagai konsekuensinya, muncul masalah banjir dan longsor di musim hujan. Institut Ekologi di Bandung telah mempelajari hal ini sejak tahun 1978, terutama tentang kondisi dasar daerah ini dan pemantauan serta pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan standar hidup penduduk.

4. Situ Lembang

Wana Wisata Situ Lembang
Situ Lembang merupakan sebuah danau yang terdapat di kawasan Lembang – Bandung Utara dan terletak di antara kaki Gunung Tangkuban Perahu dan kaki Gunung Burangrang.

Keadaan umum
Wana Wisata ini terletak pada ketinggian 1.567m dpl, konfigurasi lapangan umumnya landai. Kawasan ini mempunyai curah hujan 2.500mm/tahun dengan suhu udara 15-25C.

Potensi Kawasan
Wana wisata ini terdiri dari hutan tanaman pinus. Sumber air yang ada berupa sungai yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan pengunjung dan masyarakat sekitar. potensi visual Lanserkap menuju hutan cukup menarik dengan pemandangan alam berupa; hutan tanaman pinus dan hutan pegunungan, sedang gejala alam/potensi visual lanserkap didalam kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah danau/telaga, hutan alam dan hutan tanaman dengan iklim dataran tinggi.

Potensi Wisata
Wana wisata ini digunakan untuk wisata harian dengan kegiatan yang dapat dilakukan adalah piknik, lintas alam, memancing dan berperahu didanau.
Areal seluas 74ha di Bandung Utara ini tadinya merupakan hutan produksi. DAnaunya yang mempesona merupakan salah satu daya tarik obyek wisata ini sehingga dikembangkan sebagai wisata harian dimana pengunjung dapat mengadakan kegiatan lintas alam, memancing dan berperahu.

Fasilitas
Fasilitas yang tersedia didalam wana wisata ini adalah jalan setapak, tempat parkir, papan informasi/ petunjuk lokasi dan areal piknik.

Aksesbilitas
Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Cisarua (8km), Lembang (18km), Cimahi (18km) dan sedikit jalan batu, tapi dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat, sarana transportasi umum yang ada colt atau mobil carteran Cisarua dan Lembang.

Tinggalkan komentar