Model Analisis Tata Ruang

Model Analisis Tata Ruang

Analisis terhadap Tata Ruang mempunyai tujuan untuk :

v   Mengukur aksesibilitas pergerakan dalamkota

v   Mengukur rasio kebutuhan dan kondisi eksisting, pada berbagai komponen

v   Mengukur tingkat kepentingan pembagian wilayah berdasarkan skala pelayanan

Beberapa metoda untuk melakukan analisis tata ruang yang biasa digunakan antara lain seperti diuraikan berikut.

  1. A.       Metoda Aksesibilitas

Faktor kemudahan pencapaian baik dalam hubungan keterkaitan antar bagian wilayah dalam wilayah perencanaan, ataupun antar komponen dalam bagian wilayah, sangat menentukan intensitas interaksi antar bagian wilayah maupun antar komponen pembentuk wilayah, serta struktur tata ruang yang direncanakan.

Metoda ini merupakan upaya untuk mengukur tingkat kemudahan pencapaian antar kegiatan, atau untuk mengetahui seberapa mudah suatu tempat dapat dicapai dari lokasi lainnya.  Pada dasarnya model ini merupakan fungsi dari kualitas prasarana penghubung unit kegiatan yang satu dengan lainnya per satuan jarak yang harus ditempuh.  Model persamaannya adalah sebagai berikut :

dimana :

A    =   Nilai aksesibilitas

F    =   Fungsi jalan (arteri, kolektor, lokal)

T     =   Kondisi jalan (baik, sedang, buruk)

D    =   Jarak antara kedua unit kegiatan

 

Metoda lainnya, yaitu Indeks Aksesibilitas, yang memiliki persamaan :

dimana :

Aij   =   Indeks aksesibilitas

Ej    =   Ukuran aktifitas

dij   =   Jarak tempuh (jarak geografi atau waktu tempuh)

b    =   Parameter

 

Langkah selanjutnya adalah menghitung potensi pengembangan, yaitu dengan cara mengkalikan indeks aksesibilitas dengan luas kawasan yang mungkin untuk dikembangkan, yaitu :

Di  =  Ai * Hi

dimana :

Di   =   potensi pengembanga di kawasan i

Ai   =   indeks aksesibilitas dari kawasan i

Hi   =   luas kawasan yang mungkin dikembangkan di kawasan i

 

Potensi masing-masing kawasan dihitung dan dijumlahkan untuk memperoleh potensi seluruh kawasan.  Dari potensi keseluruhan ini, maka potensi relatif masing-masing kawasan terhadap keseluruhan kawasan (wilayah) dapat diketahui, atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

dimana :

Dr   =   potensi pengembangan (relatif)

Di   =   potensi pengembangan di kawasan i

iDi  =   jumlah seluruh potensi pengembangan

 

 

Selanjutnya untuk menentukan jumlah penduduk yang akan dialokasikan pada masing-masing kawasan yang potensial adalah dengan cara mengkalikan hasil proyeksi total penduduk untuk masa mendatang dengan Di, yang secara matematis dapat dirumuskan :

dimana :

Pi          =   jumlah penduduk yang dapat dialokasikan di kawasan I

Ptotal      =   jumlah penduduk seluruhnya

Di/iDi    =   potensi relatif kawasan i

Metoda lain yang cukup mudah penggunaannya yang hingga kini masih dipergunakan adalah Metoda Perkiraan Kebutuhan.  Pada model ini,digunakan standar-standar yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan sarana dan prasarana yang memiliki implikasi terhadap kebutuhan ruang.  Beberapa standar yang digunakan antara lain mengacu pada pedoman standar lingkungan permukiman kota, pedoman standar pembangunan perumahan sederhana, peraturan geometris jalan raya dan jembatan dan lain-lain.

  1. B.        Metoda Skoring

Metoda ini digunakan untuk menilai tingkat layanan kota sehingga dapat ditentukan potensinya yang dapat menentukan fungsi kota yang bersangkutan.  Dari hasil penilaian ini pula dapat ditentukan tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi pada masa yang akan datang.  Persamaan yang digunakan sangat sederhana, yaitu :

dimana :

Bi    =   Bobot dari kegiatan i

Pi     =   Jumlah aktifitas di kota i

P    =   Jumlah penduduk di kota i

Tinggalkan komentar